Rabu, 28 Oktober 2009 | 12:44 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang tenaga kerja Indonesia (TKI), Migrant Care, menggelar aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (28/10) siang.
Para pengunjuk rasa tersebut menumpahkan rasa kekesalannya karena kasus kematian seorang TKI, Munti bin Hani, yang terjadi di Selangor, Malaysia. Mereka mempertanyakan, mengapa kasus kematian TKI akibat penganiayaan di Malaysia seakan-akan tidak pernah berakhir.
LSM Migrant Care juga meminta agar Pemerintah Indonesia dapat segera menunjukkan sikapnya dengan tegas dalam menghadapi kasus kematian Munti.
Seperti biasa, para pendemo membawa sejumlah spanduk yang intinya menuntut pihak Malaysia segera memberikan keadilan bagi para TKI yang kerap menjadi korban. Selain itu, aktivis Migrant Care juga sempat melempari pagar kedubes dengan tomat. Terdapat pula aksi teatrikal yang memperagakan para TKI sedang dianiaya majikannya.
Menaker Malaysia: Tak Ada Kompromi
Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja Malaysia S Subramaniam menegaskan bahwa majikan Munti binti Bani akan menerima hukuman berdasarkan undang-undang atas perbuatan menyiksa hingga korban meninggal dunia.
Menteri Subramaniam di Kuala Lumpur, Selasa (27/10), menegaskan, tidak ada kompromi bagi majikan yang melakukan perbuatan tak berperikemanusiaan terhadap pembantunya.
Dia mengaku kesal dengan kejadian tersebut dan menjamin adanya tindakan hukum kepada siapa pun yang melakukan hal seperti itu. Peristiwa ini tidak seharusnya terjadi dan Pemerintah Malaysia memandang serius kekejaman terhadap pembantu ini.
Menaker Malaysia mengatakan hal itu setelah mendengar bahwa pembantu asal Indonesia itu akhirnya meninggal dunia, Senin (26/10) pukul 10.10 waktu setempat setelah enam hari dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah, Klang, Selangor, akibat disiksa kedua majikan warga Malaysia etnis India bernama Vanitha dan Murugan.
Di Depan Istana Merdeka
Selain di depan Kedubes Malaysia, terdapat pula aksi ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) di depan Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Mereka antara lain menyuarakan kesiapan dari para buruh untuk menjadi oposisi terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang berpotensi merugikan kaum tenaga kerja.
Rabu, Oktober 28, 2009
Munti Tewas, Kedubes Malaysia Dilempari Tomat
Disajikan oleh Arisa suprapto di 21.12 0 komentar
Kamis, Oktober 22, 2009
KAPAL TNI SIAGA
Jakarta, (tvOne)
Tentara Nasional Indonesia(TNI) menyiagakan lima kapal patroli di wilayah yang berbatasan dengan Malaysia, perairan Ambalat.Kesiapsiagaan ini terkait melintasnya dua kapal berbendera Malaysia di perairan tersebut.
“Saat ini ada lima. Kami tidak akan tambah,” kata Wakil Kepala Staf TNI AL Laksamana Madya Muklas Sidiq, usai mendampingi Panglima TNI di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (14/10/2009).
Menurut Muklas, insiden kemarin di perairan Ambalat itu sudah ditangani. Kapal berbendera Malaysia yang melintas di perairan ’sengketa’ itu juga sudah dihalau.
“Apapun niatnya, mau hanya melintas atau apapun, kalau masuk teritorial kita, tentunya kita halau,” ujar dia seperti dilansir VIVAnews.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah media menulis kapal perang berbendera Malaysia melintasi perairan Ambalat. Insiden itu terjadi pada 13 Oktober 2009.
Disajikan oleh Arisa suprapto di 10.58 0 komentar
Senin, Oktober 12, 2009
'We Hate Malaysia'
Protes terhadap Malaysia tak hanya dilakukan dengan di jalanan. Sentimen anti Malaysia juga ditabuh di dunia maya, melalui internet.
Seperti dimuat laman Asia One, Jumat 11 September 2009 dalam situs jejaring sosial Facebook, grup 'Anti Malaysia (Malingsia)' dan 'Ganyang Malaysia' jadi hit. Kebanyakan pendukungnya adalah generasi muda.Penelusuran VIVAnews, grup 'Anti Malaysia (Malingsia) memiliki 317.439 anggota. Sementara 'Ganyang Malaysia' memiliki 18.821 pendukung.
Meski beda nama, dua grup tersebut punya lambang yang sama, sosok mirip tengkorak muncul di tengah bendera Malaysia 'jalur gemilang' yang bolong terbakar.
Sementara, grup bernama 'We Hate Malaysia' masih jadi juara menjaring pendukung.
Sebanyak 408.985 pengguna facebook terdaftar dalam tersebut pada Jumat pukul 10.20 WIB.
Beda dengan grup sebelumnya, logo 'We Hate Malaysia' adalah seseorang membawa bendera merah putih dan menginjak bendera Malaysia 'jalur gemilang', jadi logo grup tersebut. Di bawah logo tercantum kalimat 'Bukan rasisme, ini nasionalisme'.
Semua gerakan-gerakan tersebut sepakat mengganti nama Malaysia menjadi 'Malingsia', yang berisi tudingan pada Malaysia sebagai maling yang mencuri kebudayaan Indonesia.
Tak hanya lewat Facebook, para pemrotes Malaysia juga memiliki laman khusus, www.malingsia.com. Hampir semua isinya adalah hujatan terhadap negeri jiran dan plesetan logo yang digunakan Malaysia.
Misalnya, logo Visit Malaysia yang memuat semboyan 'Malaysia Truly Asia' diganti 'Malingsia Truly-Maling-Asia'
Laman tersebut juga memuat polling julukan baru buat Malaysia. Pengunjung diminta memilih antara nama 'Malingsia', 'Malon', 'Malingsial', 'Malasya', 'Maling Asia', 'Crazy Malay, atau 'MalingShit', aduh...
Luar biasanya, lebih dari 13.000 orang ikut serta dalam jajak pendapat itu.
Laman malingsia.com juga menawarkan kaus yang dilabeli limited edition yang bertuliskan 'Save Ambalat' di bagian depan dan 'It's Malingsia' di bagian belakang. Lho kok jualan?
Sementara, hampir tak ada balasan dari pihak Malaysia di Facebook. Namun ada satu akun bernama 'Indon Celaka', itupun bukan grup, melainkan akun pribadi.
Disajikan oleh Arisa suprapto di 22.13 2 komentar
Kamis, Oktober 01, 2009
Boykot Nasional Terhadap Produk Malingsial Sebagaimana Kita Boykot Produk Israel
Memboykot produk2 Malingsial merupakan salah satu wadah utk mendikte pemerintah Malingsial sebagaimana kita memboykot produk-produk zionis Israel dan yang mempunyai keterkaitan dengannya, contohnya Petronas, Astro, XL, Bank Bumiputera, Proton, etc karena apabila profit mereka merosot sementara mereka sudah ekspansi ke negara kita akan sangat sulit bagi mereka untuk menerima kenyataan ini, business is business, at 1st they don't care, then they will be if we unite togather and remind each other about this boycotting.
Salah satu kawan saya orang Malingsial di UK pernah berkata "Malaysia sangat malas untuk kerja kasar (PRT, Kuli bangunan, dll)". They need us, but when the business went bad, they will do something about it. Maka dari itu bargaining position kita kuat untuk merubah cara pandang bangsa Malingsial tentang bangsa kita.
Walau setidaknya ini salah satu yg bisa kita kontribusikan kepada tanah air sebagai rakyat biasa.
Demi Perubahan,
Dan berikut ini adalah daftar produk Malingsial di Indonesia:
1. astro TV (pake acara monopoli EPL segala )
2. Petronas (oli dan bensin)
3. Modenas (motor)
4. Proton (mobil)
5. XL -excelcom (operator selular)
6. Lippo Bank
7. Bank Niaga
8. RotiBoy (makanan)
9. Malaysian Airlines
10. AirAsia
11. YEO'S
12. CIMB Group
13. genFM 98,7
14. Mamee noodle snack (makanan)
15. Anak Mas (makanan)
16. Restoran yang berbau Malaysia (makanan)
17. Lippo Telecom
Disajikan oleh Arisa suprapto di 22.13 0 komentar
Mengenai Saya
- Arisa suprapto
- Cikarang, Bekasi, Indonesia
- Gw adalah seseorang yang saat ini lagi tinggal di sebuah kos2an di daerah cikarang, bekasi lantai 2. Keseharian gw klo ga kerja ya tidur, abis mo ngapain lagi khan...